Hidup dari hinaan dan cacian

Saat saya mengingat tentang hal ini, saya selalu menekankan pada diri saya untuk sebisa mungkin tak menghina orang. Tetapi bagaimanapun yang namanya manusia biasa, masih sering lupa dan khilaf. Teringat jaman TK, SD, SMP, bahkan sampai hari inipun tak luput ada orang-orang di sekitar yang selalu mencaci kekurangan kita. Misalnya, mengapa kita tidak kaya, mengapa kita belum menikah, mengapa kita jelek, dan lain sebagainya. Tetapi terus terang dari situlah saya "hidup". Saat sd, SMP dan lain-lain selalu saja ada yang meng 'under' estimate saya, mereka bilang saya bodoh. Saya hanya diam saja karena saya merasa kalau saya tidak pintar. Tetapi saya pun tidak tahu secara ajaib, nilai-nilai ulangan si bodoh ini terbilang lumayan, tepatnya berada di atas si pengejek-pengejek. Lantas, apakah saya membenci pengejek itu. Tentu saja tidak, saya hanya tersinggung saat mereka mengejek di depan atau di belakang saya. Entahlah, seolah Tuhan membantu saya untuk tidak membuktikan kata-kata pengejek-pengejek itu. Dan sekarang, saat usia saya sudah tak lagi muda dan belum ada pendamping hidup juga. Mulai datang pengejek-pengejek baru yang berkomentar tentang saya yang terlalu gemuk, kurang penampilan, gak laku-laku. Tapi saya tak marah, saya hanya berharap pada Tuhan agar ejekan-ejekan mereka tak terbukti pada diri saya. Saya hanya menginginkan bahwa kesabaran saya atas segala ejekan, dapat berbuah manis nantinya, yaitu menemukan tambatan hati yang tlah lama dinanti sesuai kriteria hati.


Original post from Linda Way
Jangan pernah takut dengan ejekan dan hinaan, karena jika kita dekat dengan Tuhan, maka Tuhan akan membuktikan bahwa hinaan itu tak terbukti pada diri kita, bahkan akan berbuah manis.
Semangat terus
Inspiration for you

Comments

  1. hampir punya pengalaman kurang lebih sama , kalau mungkin jaman sekarang Bulliying ya namanya. Aku paling parah pas SD, tapi Allah gg tidur ko mbak gg usah di bales cuma di didoain aja.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts