PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL
Pendekatan
pembelajaran konvensional atau konservatif saat ini adalah pendekatan
pembelajaran yang paling banyak dikritik. Namun pendekatan pembelajaran ini
pula yang paling disukai oleh para guru. Terbukti dari observasi yang Sunarto
(dari www.sunartombs.wordpress.com)
lakukan di sekolah-sekolah di Jawa Tengah, hampir 80% guru masih menggunakan
pendekatan pembelajaran konvensional.
Sebagaimana
dikatakan oleh Philip R. Wallace tentang
Pendekatan konservatif, pendekatan konvensional memandang bahwa proses
pembelajaran yang dilakukan sebagai mana umumnya guru mengajarkan materi kepada
siswanya. Guru mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa, sedangkan siswa lebih
banyak sebagai penerima.
Menurut
Philip R. Wallace (1992: 13) Pendekatan pembelajaran dikatakan sebagai
pendekatan pembelajaran yang konservatif apabila mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
a. Otoritas
seorang guru lebih diutamakan dan berperan sebagai contoh bagi
murid-muridnya.
b. Perhatian
kepada masing-masing individu atau minat siswa sangat kecil.
c. Pembelajaran
di sekolah lebih banyak dilihat sebagai persiapan akan masa depan, bukan
sebagai peningkatan kompetensi siswa di saat ini.
d. Penekanan
yang mendasar adalah pada bagaimana pengetahuan dapat diserap oleh siswa dan
penguasaan pengetahuan tersebutlah yang menjadi tolok ukur keberhasilan
tujuan, sementara pengembangan potensi siswa diabaikan.
Institute
of Computer Technology (2006:10) menyebutnya dengan istilah
“Pengajaran tradisional”. Dijelaskannya bahwa pengajaran tradisional yang
berpusat pada guru adalah perilaku pengajaran yang paling umum yang diterapkan
di sekolah-sekolah di seluruh dunia. Pengajaran model ini dipandang efektif,
terutama untuk:
b. Menyampaikan
informasi dengan cepat.
c. Membangkitkan
minat akan informasi.
d. Mengajari
siswa yang cara belajar terbaiknya dengan mendengarkan.
Namun demikian
pendekatan pembelajaran tersebut mempunyai beberapa kelemahan sebagai berikut:
a. Tidak
semua siswa memiliki cara belajar terbaik dengan mendengarkan.
b. Sering
terjadi kesulitan untuk menjaga agar siswa tetap tertarik dengan apa yang
dipelajari.
c. Pendekatan
tersebut cenderung tidak memerlukan pemikiran yang kritis.
d. Pendekatan
tersebut mengasumsikan bahwa cara belajar siswa itu sama dan tidak bersifat
pribadi.
Comments
Post a Comment