PUISI

Banyak kenangan dan kesenangan saya tentang puisi. Saya adalah penggemar puisi. Dari semenjak sekolah dasar saya telah menunjukkan minat saya dalam bidang puisi. Ya, sejak sekolah dasar saya sudah senang dengan yang namanya membuat puisi, create poems. Dan pada saat SMP, saya ada tantangan lain, yaitu membaca puisi di depan kelas. Saya tak bisa membaca puisi, hanya bisa membuat ternyata. Tetapi guru bahasa indonesia yang bernama bu Sundari tak pantang menyerah, puluhan kali saya dilatih untuk membaca puisi di depan kelas, dan hasilnya tetap nihil. Beda lagi saat SMA, waktu itu ada tantangan lagi untuk membaca puisi. Dan saat itu adalah hal yang memalukan. Bagaimana tidak, satu kelas seolah terdiam sinis mendengar saya membaca puisi, oh my god. Dan saat kuliah di malang, hari yang begitu lucu, saat itu saya membaca puisi dengan diiringi musik, dan sontak seisi ruang tempat kuliah yang awalnya serius menjadi riuh rendah tertawa geli mendengar saya membaca puisi yang berjudul panorama tersebut. Saya kaget mengapa mereka bisa tertawa, tapi tak apalah, hitung-hitung hiburan gratis buat mereka. Dan sejak saat itu terkadang saya dipanggil dengan julukan panorama. Sekarang saya telah bekerja menjadi guru. Dan saat ada pembelajaran membaca puisi, terpaksa saya harus memberikan contoh kepada murid-murid saya untuk membaca puisi yang baik dan benar. Dan sontak, anak-anak kecil itupun tertawa mendengar saya membaca puisi karena terus terang saya juga geli terasa saat saya mendengar saya sendiri membaca puisi, seperti lawakan yang nyata. Ya, suatu saat saya bercita-cita menjadi seniman idealis dapat membacakan puisi saya sendiri bak rendra dengan penghayatan penuh yang menyayat di ajang event yang besar. Semoga, at permainan kata-kata inti sari.

Original post from
Linda Way
Indonesia

Comments

Popular Posts